AKU TIDAK TAKUT SENDIRI. TUHAN PUN JUGA SENDIRI. DAN DIA MENJADI YANG MAHA KUAT KARENA ITU (SOE HOK GIE)

Jumat, 06 Mei 2011

LIMA PENJARA MAHASISWA


copyright http://4.bp.blogspot.com

5 penjara mahasiswa
Oleh:DWI ANDRIYANTO
Dahulu suku kata ini sangat menggetarkan sejagat nusantara, bagaimana tidak. Pada tahun 60-an dan 70-an mahasiswa diplot  sebagai pembaharu dan sebagai prajurit perang yang berada digarda paling terdepan untuk melawan kemapanan dan kemewahan singgasana. Tapi itu dahulu, ketika zaman tak tersentuh oleh setan, sekarang zaman sudah dimasuki oleh setan dan iblis akan tetapi mahasiswa tetap diam membisu seperti kayu yang tak tersentuh oleh api. Tugas?apa tugas mahasiswa yang seharusnya?. Ini adalah pertanyaan besar yang sampai saat ini selalu direnungkan oleh penulis. Banyak sebagian aktifis berpendapat tentang tugas-tugas mahsiswa sebagai “pajurit perang pro rakyat miskin”. Yaitu social control, agent of change, moral force dan senerasi penerus masa depan (iron stock). Inilah tugas-tugas yang ideal sebagai orang aktifis.IDEAL!.
Tidak lucu kiranya bila mahasiswa sekarang ini hanya tahu akan tugasnya akan tetapi tidak melaksanakan tugasnya itu, tidak lucu!.karena itu merupakan hal yang tidak aneh didalam kehidupan yang fana ini. Mereka (mahasiswa) sangat terbuai dengan tipu muslihat pemikiran-pemikiran dan virus-virus yang disebarkan oleh pemikir bangsa barat. Faham hedonis saat ini merupakan faham yang “pokok” harus ada dalam diri mahasiswa sekarang, belum lagi degradasi moral yang ditularkan oleh virus “S”. Lalu agama hanyalah segabai identitas yang tidak ada artinya didepan tuhanya. Oleh karena itu para mahasiswa seperti terpenjara dalam dunianya sendiri. Dunia yang penuh dengan kebohongan.
Disamping hal diatas ada 5 sifat mahasiswa lainnya yang sedang terpenjara ialah Ideologi, kebenaran, kekuasaan/politik, kehendak/kemauannya, kreasi/kreatifitas, kesemuanya harus dikeluarkan secara paksa dalam 5 penjara itu. Akan tetapi mahasiswa sangat lama tertidur dengan sangat lelapnya didalam penjara itu dan sulit menemukan obat untuk menyadarkanya. Sulit!. Memang sulit untuk mahasiswa yang berfaham 3 sifat Qabil yang turun pada firaun, karun dan balaam.
Cara berfikir mahasiswa sudah keruh dan terpenjara oleh lima tralis besi penjara, padahal mereka punya otak untuk berfikir, punya hati untuk merasa, dan punya tubuh/ruh untuk berontak keluar dari penjara itu (descartes, andre gide, Albert Camus). Akan tetapi mereka tak pernah menggunakan semua nikmat dari sang pencipta. Seperti ali shariati pernah menyatakan bahwa manusia dibagi menjadi duademinsional, pertama basyar adalah mahluk yang sekedar berada (being), kedua ialah insan adalah mahluk yang menjadi (becoming) yang terus bergerak maju kearah kesempurnaan. Manusia seperti yang pertama hanya seperti itu, tidak akan mengalami perubahan, seperti contoh seekor semut, yang hanya bekerja untuk membuat istanaya dan memenui kebutuhan ratunya, lalu mati. Sedangkan manusia sebagai insan meraka akan terus berusaha menjadi untuk mencapai kesempurnaan yang ia harapkan dan gahkan menuju kesempurnaan tuhan. Akan tetapi didalam esensinya sebagai suatu kebenaran yang tinggi, terdiri dari kwalitas-kwalitas ideal yang tinggi dan luhur yang kita harus berusaha untuk mencapainya, bagaimanapun juga tidak terdapat didalam keadaan kita sebagai basyar, namun kita dapat mencipkatanya didalam dirikita bersamaan dengan kemauan kita untuk bergerak ke sebuah taraf menjadi (insan).
Ideologi, kebenaran,kekuasaan/politik. Kehendak dan kretifitas yang sedang terpenjara ini adalah ruh bagi mahasiswa untuk meneruskan sejarahnya dalam catatan nabi . ideologi, ini adalah yang pertama yang harus kita selamatkan sebagai mahasiswa karena itu adalah ½ ruhnya sebagai mahasiswa, ideologi mahasiswa zaman post modern ini sangat digantungkan oleh pemikiran-pemikiran duniawi tanpa menghirawkan tentang akhirat dan apa tugas seorang khalifah sang pencipta dibumi. Kebenaran, mahasiswa tidak akan pernah tahu tentang apa esensi sebuah kebenaran dan apasajakah indiktor-indikator sebuah kebenaran. Karena mahasiswa sekarang ini sangat menyayangi faham absurd yang tak mau berfikir tantang hakekatnya sebagai manusia. Padahal kebenaran itu akan iatenukan jikalau ia mengetahui tentang tugas ia sebgai seorang cendikiawan. Dan ini harus kita selamatkan agar kebenaran itu bisa ia (mahsiswa) raba dalam dunianya yang fana ini. Kekuasaan/politik. Inilah yang menjadi awal hancunya pemahaman mahasiswa tentang berfikir. Mereka sibuk untuk menyinari gerobak kekuasaanya dengan tipu muslihat dengan menghalalkan segala cara. Berkumpul dan berserikat dengan perkumpulanya, meludahi bahkan memberikan sumpah serapahnya kepada sesama pengemban tugas sebagai mahsiswa. Engan itu akan menimbulkan sinisme yang tinggi antar kekuasaan. dan mereka selalu berkaca pada  perbedaan-perbedan dalam sunni dan syiah. Dan Yang itu merupakan catatan sejarah umat islam yang tak sepatutnya kita terapkan sebagai panutan. karena itu merupakan kuasa maha pencipta. Kehendak, ini adalah pembahasan yang tidak akan habisnya. Karena kehendak ada dan hanya bisa terjawab oleh orang yang mau berkehendak. Dan kehandak ini harus keluar dari jeratan tralis penjara untuk bisa menyatakan bahwa kebenaran itu benar dan kebohongan itu bohong.  Dan yang terakhir ialah kreatifitas, ini merupakan hal yang seharusnya ada dalam diri mahsiswa sebagai agen of change, sosial control. Iron stock dan moral force. Karena kretifitas untuk menentang kemewahan dan kemapanan sang raja otoriter dijaman dahulu berbeda dengan kreatifitas yang harus diterapkan dizaman postmodern ini, ingat soekarno penah mengatakan bahwa engan 10 pemuda ia akan menaklukan dunia. Itu bukan merupakan isapan jempol belaka, kareana soekarno beranggapan bahwa para pemuda (mahsiswa) itu merupakan sang revolusioner sejati yang tahu dan mengerti akan apa yang harus ia lakukan. Karena pemuda mempunyai tenaga lebih, mempunyai cara berfikir yang kreatif,  perasa yang sangat sensitif akan ketidakadilan dan masih banyak yang lainya. Dan kelimanya ini harus keluar dari penjara yang dijaga oleh iblis-iblis dan setan-setan terkutuk, karena kelimanya ini bagaikan sebuah rumah yang didalamnya ada atap, tiang, lantai, pintu dan jendela. Yang kesemuanya mempunyai fungsi masing-masing dan saling bergantung satu sama lain.
Obat untuk menyembuhkan dan mengelurakan mahasiswa dari kungkungan penjara itu adalah dengan berfikir, merasa dan berontak. Iya, itulah yang harus ditanamkan untuk mengeluarkan sahabat-sahabat kita yang terinfeksi virus “semi permanen” ini. Berontak untuk bisa mempunyai ideologi, berontak untuk mengatakan benar bial benar dan mengatakan salah bila salah, berontak untuk keluar dari kekuasaan yang merupaka reingkarnasi sifat Qabil, berontak untuk bernyanyi tentang suatu kehendak yang seharusnya kita nyanyikan, berontak untuk keluar dari faham “ini adanya” dengan menerapkan faham “ini menjadi” dan selalu menjadi dan berkreasi tantang tugas yang harus mahasiswa jalani sebagai seorang pengemban amanah. Bukan tidak mungkin bahkan musthil (bila bukan dengki) bila suatu saat nanti mahaiswa akan dipandang sebagai seseorang yang memang menjadi prajurit perang bahkan panglima perang untuk menentang ketidakadilan didunia yang penuh dengan sifat-sifat Qabil ini. Yaitu dengan satu tindakan,  BERONTAK!